Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karier kita. Bersifatlah fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan, dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Kita haruslah bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan dan keragu-raguan. Hal ini berarti bahwa kita perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat kita bekerja. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengendalian sikap dan kepribadian diri serta pemberian motivasi kepada diri sendiri untuk belajar dan berkembang dalam karier.
Pengendalian dan pengembangan sikap dapat berupa pengendalian sikap terhadap karier, sikap mental, sikap positif dan kebiasaaan.
1. Sikap terhadap Karier
Sebagai wirausahawan, kita harus memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karier yang luas. Memikirkan faktor-faktor berikut akan membantu kita mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dalam karier kita.
· Memilih sebuah karier yang akan memberikan kita kemungkinan untuk mewujudkan diri kita secara kreatif dan juga memungkinkan pertumbuhan pribadi dan profesi.
· Dalam memulai karier kita hendaknya mencontoh orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan yang sama, tetapi jangan meniru secara detail. Kembangkanlah sifat-sifat positif melalui praktek sehari-hari.
· Berusaha untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang karier yang kita pilih. Dengan banyak pengetahuan akan membantu kita untuk menjadi ahli dalam jenis pekerjaan ini.
Harta terbesar untuk mempertahankan wirausaha adalah sikap positif, tekad, pengalaman, ketekunan, dan bekerja keras adalah prasyarat pokok untuk menjadi seorang wirausaha yang baik.
2. Sikap Mental
Para wirausaha memilih pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan individu-individu yang matang yang telah mengembangkan suatu cara, menilai pengalaman-pengalaman secara sehat. Saran-saran berikut akan membantu mengembangkan sikap mental yang baik.
· Menunjukkan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan kita. Karena sikap inilah yang akan ikut menentukan suatu keberhasilan.
· Menyediakan waktu setiap hari untuk renungan pikiran kita.
· Menggunakan imajinasi kita untuk meluaskan pikiran dan mencoba memikirkan sesuatu yang besar.
· Menunjukkan rasa humor akan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
Sikap mental yang tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting. Sikap mental positif akan mengubah pekerjaan yang menjenuhkan menjadi pekerjaan yang menggairahkan, menarik, dan memberi kepuasan.
3. Kebiasaan dan Sikap
Kebiasaan-kebiasaan baik susah diperoleh, namun sekali telah diperoleh mereka akan merupakan harta-harta yang penting. Jika kita mengerti bahwa kitalah yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan, seharusnya kita meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan kita dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru mungkin perlu menggantikan kebiasan lama, agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.
Dalam diri seeorang tersimpan berbagai macam sifat yang satu sama lain berbeda. Sifat yang terkandung dalam setiap individu dapat dikatakan unik dan misterius. Sifat-sifat itu unik karena semuanya bersifat abstrak, tidak bisa dirasakan orang lain dan jumlahnya sangat banyak. Dikatakan misterius karena setiap orang tidak dapat mengetahui berapa jumlah sifat yang terdapat pada diri seseorang, bahkan dirinya sendiri tidak tahu. Karena terlalu misterius, maka semua yang berhubungan dengan sifat-sifat tadi sering orang yang menyebut dengan masalah kejiwaan.
Kepribadian termasuk urusan yang bersifat kejiwaan. Karena termasuk kejiwaan, maka untuk mengetahuinya juga dengan pendekatan kejiwaan. Dalam diri manusia secara umum, terdapat sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk. Diantara sifat baik misalnya, berpikir positif, suka menolong, mengajar kepada orang lain, berbaik budi kepada sesama, dll. Sifat-sifat buruk antara lain menipu, tidak dapat dipercaya, memfitnah, pemalas, pengecut, termasuk didalamnya termasuk sifat depresif .
Kepribadian depresif merupakan perangai yang sangat tertekan dan termasuk didalamnya adalah salah satu penyakit kejiwaan. Perilaku depresif dipicu oleh jiwa yang tertekan atau stres. Jiwa tertekan yang berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama menimbulkan efek negatif yakni depresi. Ciri – ciri kepribadian depresif antara lain:
- Pemurung, sukar merasa senang atau bahagia.
- Pesimis untuk menghadapi masa depan
- Mudah tegang, agitatif dan gelisah
- Mudah tersinggung
- Sering menyendiri, menarik diri dari lingkungan atau pergaulan
- Pemalu dan pendiam
- Suka mencela, mengkritik secara berlebihan
- Sulit mengambil keputusan
- Tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif / agresif
- Menghindari hal – hal yang tidak menyenangkan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian depresif :
- Lingkungan keluarga
- Lingkungan formal
- Lingkungan masyarakat
Hal – hal yang bisa mengubah perilaku depresif yang negatif ke energi positif antara lain:
- Pandangan hidupnya selalu menuju pada Tuhan.
- Pemikiran yang matang tentang sebab akibat suatu perbuatan, dimana setiap perbuatan pasti membawa efek atau akibat dari perbuatan tersebut.
- Memahami falsafah hidup sebagai salah satu solusi ketika terjadi perbuntuan berfikir.
- Memiliki kemauan kuat mengubah diri kearah yang baik dan menyadari tentang kekurangan – kekurangan dirinya.
Meneliti kepada diri sendiri merupakan tindakan yang sangat bijak karena penyakit jiwa yang utama berasal dari diri sendiri dan pengobatan yang paling efektif juga berhasil dari diri sendiri. Perilaku depresif yang ada di dalam diri setiap orang tentu tingkatannya berbeda–beda, mungkin baru gejala saja yang mengarah kepada perilaku depresif tetapi ada yang sudah pada taraf serius. Disamping perilaku itu muncul tidak serta merta.
Wirausaha merupakan motivator bagi karyawan yang berhasil. Ada wirausaha yang memotivasi dengan contoh kerja keras mereka saja. Namun motivator yang paling berhasil adalah wirausaha yang orientasi-orangnya tinggi. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan oleh pemimpin yang berorientasi-orientasinya tinggi, untuk memberi motivasi kepada stafnya:
1. Bangun harga diri karyawan. Semakin tinggi harga diri karyawan semakin baik prestasi mereka dalam menyelesaikan tugas.
2. Delegasikan kekuasaan dan tanggung jawab. Sebagai pemimpin haruslah mampu percaya dengan orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan. Sekali staf kita terbukti mampu mereka haruslah diberi kebebasan untuk mengambil keputusan, menerapkan tindakan korektif dan mencapai sasaran tanpa penyediaan terus-menerus dari atasan.
3. Membina kontak, melalui kontak pribadi setiap atasan akan mampu memanfaatkan bakat-bakat setiap orang dengan sangat efisien.
4. Analisilah problemnya, bukan orangnya. Jangan menyindir seolah-olah rendahnya prestasi merupakan petunjuk dari sikap yang tidak baik atau tidak ada perhatian dalam pekerjaan.
5. Lakukan tindakan korektif, jika seorang karyawan telah berbuat sesuatu yang salah, anda harus melakukan tindakan korektif, tetapi jangan sampai tindakan melukai perasaan mereka atau mempermalukan mereka.
PENGERTIAN MOTIVASI
Motivasi merupakan salah satu hal yang paling sering disinggung oleh pemimpin organisasi baik secara terbuka maupun terselubung. Hal ini membuktikan pentingnya masalah motivasi tersebut dalam masalah kepemimpinan, kalau tidak dapat dikatakan bahwa tantangan yang paling hakiki bagi seorang pimpinan organisasi adalah bagaimana memotivasi anggota organisasi.
Membicarakan motivasi dalam suatu organisasi bukanlah suatu hal yang sederhana melainkan suatu pembahasan yang komplek. Oleh karena itu untuk lebih memungkinkan pemanfaatan dari segi praktisnya, seseorang pemimpin organisasi tidak perlu terlalu larut ke dalam pembahasan yang terlalu dalam pada setiap macam teori motivasi yang banyak dicetuskan dan dikembangkan pada pakar. Pengetahuan dan landasan teoritis memang diperlukan untuk memadukan dan mensistematisir apa yang kita ketahui tentang motivasi tersebut.
TEORI MOTIVASI
Setiap pimpinan organisasi pasti mendambakan suatu keadaan di mana semua anggota organisasi yang dipimpinnya memiliki gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Untuk mencapai keadaan tersebut, berbagai upaya sering telah dilakukan namun dambaan tetap tinggal dambaan, kenyataan yang dihadapi jauh dari yang diharapkan. Beberapa teori motivasi yang telah dicetuskan orang dikemukakan berikut ini dengan maksud untuk dimanfaatkan sebagai acuan dasar dalam upaya memotivasi anggota organisasi yang dipimpin.
Teori motivasi yang pada hakekatnya membahas tentang mengapa dan bagaimana orang terlibat dalam perilaku kerja tertentu telah berkembang dari waktu ke waktu. Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat, beberapa teori motivasi mulai dari yang termasuk Teori Isi atau kebutuhan dan Teori Kognitif atau Proses dan Teori Penguatan.
ANALISIS MASALAH MOTIVASI
1. Salah satu kesulitan pokok dalam menganalisis masalah motivasi adalah untuk memahami variabel yang banyak terdapat dalam diri individu yang bersangkutan. Salah satu alternatif praktis dalam menangani masalah tersebut adalah dengan menekankan terutama pada akibat / konsekuensi dari perilaku dan bagaimana mengubahnya sehingga secara positif dapat menguatkan perilaku yang dikehendaki.
2. Perlu disadari perbedaan antara masalah motivasi dengan masalah unjuk kerja. Masalah motivasi timbul dalam organisasi apabila terdapat kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan, dan kesenjangan tersebut disebabkan kurangnya usaha yang dilakukan. Sedangkan masalah unjuk kerja timbul apabila perilaku kerja seseorang berada di bawah yang diharapkan, dan masalah tersebut bukan disebabkan oleh rendahkanya motivasi, melainkan dapat disebabkan oleh :
a. Masalah Komunikasi
Dalam hal ini kegagalan dalam melaksanakan sesuatu tugas disebabkan oleh persepsi yang salah atas apa yang diharapkan.
b. Masalah Kemampuan / Ketrampilan
Yang bersangkutan kurang memiliki kemampuan fisik maupun mental untuk melaksanakan tugas seperti yang diharapkan.
c. Masalah Pelatihan
Dalam hal ini unjuk kerja tetap akan kurang memadai terlepas dari tingkat motivasi, sampai suatu pelatihan telah diberikan.
d. Masalah Kesempatan
Petugas mengetahui apa dan bagaimana yang seharusnya dilakukan namun terkendala oleh kondisi linkungan seperti misalnya kekurangan peralatan atau metode yang sudah usang.
3. Beberapa prinsip dasar atau pedoman untuk analisis masalah motivasi :
a. Perilaku berganjaran cenderung akan diulangi.
b. Faktor motivasi yang dipergunakan harus diyakini yang bersangkutan, dan :
- Standart unjuk kerjanya dapat dicapai.
- Ganjaran yang diharapkan memang ada.
- Ganjaran tersebut akan memuaskan kebutuhannya.
c. Memberi ganjaran atas perilaku yang diinginkan adalah motivasi yang lebih efektif dari pada menghukum perilaku yang tidak dihendaki.
d. Perilaku tertentu lebih “reinforced” apabila ganjaran atau hukuman bersifat segera dibandingkan dengan yang ditunda.
e. Nilai motivasi dari ganjaran atau hukuman yang diantisipasi akan lebih tinggi bila sudah pasti akan terjadi dibandingkan dengan yang masih bersifat kemungkinan
f. Nilai motivasional dari ganjaran atau hukuman akan lebih tinggi bagi yang berakibat pribadi dibandingkan dengan yang organisasional.
4. Langkah konkrit untuk memotivasi :
a. Kenali baik-baik anggota organisasi anda dan identifikasi pola kebutuhan mereka.
b. Tetapkan sasaran yang harus dicapai berdasarkan prinsip-prinsip penetapan sasaran yang tepat.
c. Kembangkan sistem pengukuran “performace” yang relieble dan berikan umpan balik kepada mereka secara periodik.
d. Tempatkan anggota organisasi pada pekerjaan berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.
e. Beri dukungan dalam penyelesaiannya tugas, misalnya lewat pelatihan dan menumbuhkan “sense of competence”.
f. Kembangkan sistem ganjaran yang adil.
g. Berlakulan adik, obyektif dan jadilah teladan.
Opini
Pada hakekatnya, tugas seorang manajer adalah menjamin bahwa pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepada orang lain akan dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk dapat melakukan tugas ini, manajer harus mampu menciptakan suasana yang dapat memotivasi orang lain tersebut. Orang yang bergabung dalam suatu organisasi mengikatkan diri dalam suatu “kontrak kerja” yang merinci pekerjaan apa yang harus dilakukan, berapa jam kerja sehari dan berapa upah atau gaji yang akan diperolehnya. Namun hal tersebut tidak menyebutkan seberapa keras ia harus bekerja, seberapa banyak upaya yang harus dilakukan dan seberapa positif sikap yang harus dimiliki terhadap pekerjaannya. Secara singkat, tidak pernah disebutkan bagaimana motivasi orang tersebut.
Kami berpendapat bahwasannya untuk menjadi seorang wirausahawan yang mandiri, berbagai jenis modal yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Dan ketika ingin menjadi seorang wirausahawan kita harus mempunyai mimpi dahulu, setelah mempunyai mimpi itu. Bagaimana cara agar mimpi itu akan menjadi kenyataan dan faktor-faktor psikologis apa saja yang harus dimiliki seorang wirausahawan. Ada beberapa alternatif untuk mewujudkan mimpi itu, yaitu: pertama; menjadi wirausahawan yang mandiri, kedua; mencari mitra dengan mimpi yang serupa, dan ketiga; menjual mimpi itu kepada wirausahawan lain ( yang memiliki modal ). Dari ketiga alternatif ini sebaiknya dipikirkan sebelum seseorang mengambil keputusan menjadi wirausahawan, karena jika tidak berfikir mendalam maka pengalaman pahit yang lalu akan memakan kita sendiri/ trauma, maka dari itu jika tidak memikirkan secara mendalam akibatnya banyak usaha yang akhirnya gulung tikar sebelum dia berkembang.
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang sukses memerlukan berbagai faktor pendukung, selain modal masih ada faktor yang merupakan menjadi suatu syarat untuk keberhasilan seorang wirausahawan, yaitu banyak yang bilang mental atau bakat dalam bahasa umum “bakat dagang”. Selain faktor diatas, masih banyak faktor lain yang turut menentukan apakah seorang wirausahawan itu bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses, beberapa diantaranya: kretif dan inovatif, confident, tegar dan ulet, pekerja keras, pola pikir multi-tasking, mampu menahan nafsu untuk menjadi kaya, mengambil resiko dan masih banyak faktor-faktor yang dapat membuat seorang wirausahawan menjadi sukses. Modal utama seorang wirausahawan yang sukses, yaitu mimpi dan ide.
Untuk menjadi seorang wirausahawan mandiri, berbagai jenis modal mesti dimiliki. Ada 3 jenis modal utama yang menjadi syarat: (1) sumber daya internal yang merupakan bagian dari pribadi calon wirausahawan misalnya kepintaran, ketrampilan, kemampuan menganalisa dan menghitung risiko, keberanian atau visi jauh ke depan. (2) sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal usaha dan modal kerja, social network dan jalur demand/supply, dan lain sebagainya. (3) faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan. Seorang calon usahawan harus menghitung dengan seksama apakah ke-3 sumber daya ini ia miliki sebagai modal. Jika faktor-faktor itu dimilikinya, maka ia akan merasa optimis dan keputusan untuk membuat mimpi itu menjadi kenyataan sebagai wirausahawan mandiri boleh mulai dipertimbangkan. Untuk dapat memotivasi secara efektif, seorang pemimpin perlu memahami perilaku individu dalam organisasi. Sebab kinerja atau untuk kerja seseorang dalam suatu organisasi adalah hasil dari perilaku kerja yang ditampilkannya.
Menurut kami selain penjelasan diatas, masih banyak faktor lain yang turut menentukan apakah seseorang bisa menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kreatif & Inovatif
Seorang wirausahawan umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari non-wirausahawan. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya. Perlu diingat bahwa kreatifitas dan inovasi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu karena artispun harus memiliki kedua faktor ini sebagai penentu kesuksesannya.
2. Confident, Tegar dan Ulet
Wirausahawan yang berhasil umumnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tegar dan sangat ulet. Ia tidak mudah putus asa, bahkan mungkin tidak pernah putus asa. Masalah akan dihadapinya dan bukan dihindari. Jika ia membuat salah perhitungan, saat ia sadar akan kesalahannya, ia secara otomatis juga memikirkan cara untuk membayar kesalahan itu atau membuatnya menjadi keuntungan. Ia tidak akan berhenti memikirkan jalan keluar walaupun bagi orang lain, jalan keluar sudah buntu. Kegagalan akan dibuatnya menjadi pelajaran dan pengalaman yang mahal. Semangatnya tidak pernah luntur; ada saja yang membuatnya bisa berpikir positif demi keuntungan yang dikejarnya.
3. Pekerja Keras
Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja. Saat ia sadar dari bangun tidurnya, pikirannya sudah bekerja membuat rencana, menyusun strategi atau memecahkan masalah.
4. Mampu Menahan Nafsu untuk Cepat Menjadi Kaya
Wirausahawan yang bijak mengerti bahwa membangun sebuah perusahaan yang kokoh dan mapan memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan tidak jarang belasan atau puluhan tahun. Seorang wirausahawan yang memulai usahanya dari skala yang kecil hingga menjadi besar akan mampu menahan nafsu konsumtifnya.
Sebaliknya, wirausahawan yang tidak bijak seringkali tidak dapat menahan nafsu konsumtif. Keuntungan dihabiskan untuk berbagai jenis kemewahan dan hal yang tidak produktif.
5. Berani mengambil risiko
Seorang wirausahawan berani mengambil risiko. Semakin besar risiko yang diambilnya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan karena jumlah pemain semakin sedikit. Tentunya, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu.
6. Faktor Lainnya
Masih banyak lagi faktor yang belum terungkap dalam artikel ini. Saya berharap para pembaca yang memiliki pengalaman lain mau membagikan pengalamannya agar dapat menjadi inspirasi bagi calon-calon wirausahawan baru. Negara kita memang sedang membutuhkan wirausahawan baru untuk membangun kembali ekonomi yang morat-marit ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar